Blogger Widgets

Minggu, 13 Juli 2014

Dia yang kusebut "TEMAN"

          Hai sudah lama aku tak menyentuh blog, maklum akhir-akhir ini sibuk haha. Ya sibuk karena dibuat-buat mungkin. Lebih tepatnya karena setelah mengurus keperluan masuk kuliah aku tidak ada kerjaan, kelamaan libur bosan juga :D. 

          Hari ini aku ingin menulis, menulis tentang dia. Ya dia yang kukenal satu tahun belakangan ini. Entah mengapa pertama kali mengenalnya aku jadi ingin tahu banyak tentangnya :). Mengenalnya bisa dibilang suatu kebetulan dan satu keberuntunganlah buatku, entah keberuntungan apa aku pun tidak tahu wkwk.
          Dia, ya dia seorang pria sederhana yang bersifat agak kekanak-kanakan ya maklum mungkin karena umur nya satu tahun lebih muda dariku membuatku menganggap sifatnya masih seperti anak-anak. Tapi lambat laun aku yakin sifatnya akan berubah menjadi lebih dewasa yang mulai mengenal dunia percintaan. :D
         Tak banyak yang kutahu dari dirinya, mungkin karena sifatnya yang agak tertutup dan pemalu. Untuk mengetahui hal yang agak pribadi dari dirinya saja aku harus berjuang satu tahun lebih (alay ya wkwk). Selain sifatnya yang agak tertutup dan pemalu, dia orang nya sedikit PERFEKSIONIS. Sebagai orang perfeksionis ya kalian tahu lah jika ia menginginkan sesuatu pasti ia harus berjuang keras untuk mendapatkan sesuatu itu, inilah yang aku suka dari pribadinya. Bagiku dia adalah pribadi yang sulit putus asa, jika dia punya keinginan dia buat motivasi sendiri untuk mendapatkannya. Tapi dibalik sifatnya yang sulit putus asa, ia orangnya mudah ngambek dan suka marah-marah tak jelas jika keinginan yang ia mau tidak tercapai (berdasarkan cerita beberapa orang terdekatnya sih).
        Eh bicara tentang sifatnya kok aku sekepo itu ya kepadanya, ada hubungan apa sih aku dengannya hehe. Apa ya, ah aku juga kurang mengerti menjelaskannya, yang jelas sejauh ini kami hanya berteman. Ya sesuai keinginannya sih "Kita berteman saja ya, biar terasa lebih akrab", itulah kata-kata yang aku dapat dari dirinya. Tapi untuk berteman dengan nya saja aku sudah bahagia kok, asalkan dia tidak sombong. 
        Satu hal yang terkadang aku tidak sukai dari dirinya, dia sulit dihubungi. Seperti tinggal di pedalaman yang jauuuuuuuh dari peradaban saja. Jika ditegur pasti jawabannya "Maaf, tidak ada pulsa", ya kalau tidak ada pulsa palingan juga tidak membuka hp-nya (bisa ya zaman sekarang anak muda jauh dari hp). Tapi walaupun sifatnya seperti itu, aku tetap tidak bisa melupakannya semudah membalikkan telapak tangan haha. Intinya aku menyayanginya sebagai teman, adik, dan calon pacar (ngarep wkwk).
        Sebenarnya masih banyak yang ingin kutulis tentang nya, tentang kami (sebagai teman). Tapi ya sudah segini saja dulu, lain kali akan disambung lagi hehe.... :)

Perpisahan SMA (19 April 2014)

 Bersama para guru hehe




 Beberapa sahabat
 Ibu tercinta yang jilbab hijau
 Tarian nusantara
Paduan suara SMA Negeri 3 Ketapang angkatan 2013/2014

Jumat, 29 November 2013

Guru Private Istimewa


                Kebiasaan sebagian siswa SMA setiap paginya adalah selalu pergi siang ke sekolah. Tidak terkecuali bagi Firda, siswi kelas XII IPA 1 SMA Harapan Bunda ini. Setiap pagi ia selalu datang 5 menit sebelum bel berbunyi. Entah apa yang dikerjakannya di rumah sehingga ia tiba sesiang itu.
            “Firdaaa, apa kamu sudah mengerjakan pr biologi?” tanya Lia.
            “Ya ampun, aku lupa ada pr biologi.”
            “Kalau tidak lupa bukan Firda namanya,” jawab Sesi yang sudah mengetahui kebiasaan Firda yang pemalas.
            “Aku nyontek kamu ya Li, hehe.”
            Ketika Firda menyontek pr Lia, tiba-tiba ada seorang pria yang melewati selasar kelas mereka. Pria yang bertubuh tinggi yang bernama Nino, dia siswa kelas XII IPA 2 yang cukup populer karena prestasinya.
            “Kapan ya ku bisa sepintar dia,” tanya Firda pada kedua temannya.
            “Ah kamu, untuk pr seperti ini saja kamu tidak mengerjakan. Apalagi ingin sepintar Nino,” jawab kedua temannya bersamaa.
            “Siapa tahu ada keajaiban suatu saat.”
            Tidak terasa waktu pelajaran berakhir, waktunya mereka istirahat dan pergi ke kantin. Seperti biasa setelah mengambil pesanan mereka duduk di pojok kantin alasannya karena di meja pojok tersebut mereka lebih leluasa untuk makan dan bersenda gurau. Ketika mereka sedang asik melahap makanan masing-masing, tiba-tiba Nino lewat di samping mereka.
            “Nino, kelas kalian sudah ulangan Fisika belum?” tanya Firda pada Nino.
            “Sudah kemarin, ada apa ya?”
            “Jadi guru private aku dong..  Kamu kan pintar. Kami sekelas masih kurang mengerti.”
            “Hm, bagaimana ya? Masih banyak tugas yang harus aku selesaikan. Nanti saja aku beritahu akunya bisa atau tidak.”
            “Oh, tapi jangan kelamaan ya. Soalnya besok kami sudah ulangan.”
            “Iya, tenang saja.”
            Setelah Nino pergi, kedua teman Firda mentertawakan Firda.
            “Ada apa kalian mentertawakan ku?” tanya Firda.
            “Mimpi apa kamu ada niat belajar seperti itu?”
            “Nanti kalian saja yang belajar. Jika kalian sudah mengerti, aku kan bisa mencontek kalin besok, hahaha.”
            “Ah akal kamu memang licik.”
            Pada saat istirahat kedua, Nino mendatangi mereka bertiga yang duduk di depan kelas.
            “Eh Firda, maaf ya aku tidak bisa mengajari kalian. Aku ada urusan.”
            “Terus kami bagaimana belajarnya nanti?”
            “Tenang, aku sudah mempersiapkan penggantinya.”
            “Pengganti? Siapa?”
            “Ini dia, Fikri namanya. Dia orangnya lebih pintar dari aku.”
            “Ah kamu No, biasa sajalah,” sambung Fikri yang berpostur tinggi dan berkuliat putih.
            “Baiklah, siang ini ya Fik kami ke rumah mu,” sambung Firda.
            “Iya, nanti aku smskan alamatnya.”
            Sesampainya di rumah, Firda langsung bergegas mandi karena sudah ada janji belajar dengan Fikri dan kedua temanya. Tetapi setelah mandi, Firda membuka pesan di handphone nya dari Lia dan Sesi. Mereka berdua tidak bisa pergi belajar karena ada urusan penting. Terpaksa Firda harus pergi sendiri ke rumah Fikri.
            “Assalamualaikum,” ucap Firda di depan pintu rumah Fikri.
            “Waalaikumsalam,” jawab Fikri sambil membuka pintu.
            “Aku kira kalian pergi bertiga, rupanya kkamu sendiri ya.”
            “Temmn-teman aku tidak jadi pergi karena ada urusan katanya. Tak apakan aku sendiri yang datang?”
            “Oh, tidak apa-apa kok. Ayo masuk, kita mulai saja belajarnya.”
            “Iya. Mulai dari mana ya?”
            “Terserah kamu, dari kamu yang tidak mengerti saja.”
            “Aku tidak mengerti semua,Fik,” jawab Firda malu-malu.
            “Oh, ya sudah kita mulai dari awal.”
            Dengan sabar Fikri mengajarkan Firda, dari materi mudah sampai materi yang sulit diajarkannya. Fikri memang baik dan cocok dijadikan teman belajar pikir Firda.
            “Sudah mengerti?” tanya Fikri pada Firda tentang materi yang diajarkannya.
            “Sudah sedikit, tapi aku masih belum yakin untuk ulangan besok.”
            “Jangan pesimis Firda, seperti apapun kondisinya kamu harus tetap optimis.”
            “Benar juga perkataanmu Fikri,” jawab Firda sambil terseyum.
            Keesokkan harinya ulangan pun dilaksanakan, dengan susah payah Firda mengerjakan soal. Dalam hatinya ia berjanji tidak akan menyontek. Setelah jam pelajaran selesai Firda pergi mencari Fikri di kelasnya. Tapi sayangnya ia tidak menemukan Fikri, Fikri sakit hari itu. Firda berniat kan menemui Fikri di rumahnya sepulang sekolah nanti.
            Bel pun berbunyi menandakan jam pelajara terakhir selesai. Firda cepat berlari menuju garasi dan menerjakan niatnya tadi. Sambil di jalan Firda menebak-nebak Fikri sakit apa, parah aau tidak.
            “Assalamualaikum,” ucap Firda di depan pintu rumah Fikri.
            “Waalaikumsalam,” jawab wanita dari dalam rumah.
            “Ada Fikri nya tante?” tanya Firda kepada wanita yang kelihatannya ibu Fikri.
            “Ada, silahkan masuk. Fikrinya sedang demam, mungkin kecapekan.”
            “Apa dia kecapekan gara-gara aku ya,” pikir Firda dalam hati. Ia mulai merasa bersalah.
            “Fik,ada temanmu datang,” panggil ibunya.
            Fikri pun keluar dari kamarnya dengan muka sedikit pucat, menggunakan celana pendek dan kaos bola.
            “Hai, kamu mau main bola ya?” canda Firda.
            “Orang sakit dibilang mau main bola, bagaimana kamu ini.”
            “Hehehe, kamu sakit apa Fik? Sampai tidak sekolah.”
            “Biasalah, aku kecapekan.”
            “Gara-gara mengajariku kemarin ya?”
            “Tidak juga. Eh, bagaimana ulangannya tadi?” tanya Fikri kepada Firda.
            “Oh iya, aku ingin cerita sama kamu bahwa ulangannya sulit. Tapi aku tidak ada mencontek teman-temanku,” jawab Firda dengan bangga karena pertama kalinya ia ulangan tanpa mencontek.
            “Oh, syukurlah. Sudah kubilang, harus tetap optimis.”
            “Iya, terimakasih telah mengajarkanku kemarin. Semoga saja nilai ulanganku nanti tidak buruk.”
            “Iya, kapan kita belajar lagi? Aku siap mengajarkanmu kapan saja.”
            “Nanti ya, jika aku ulangan lagi.”

            Esoknya, tiba hari yang ditunggu yaitu hari pengumuman nilai ulangan fisika kelas XII IPA 1. Dan ternyata Firda mendapatkan nilai diatas kkm yang telah ditentukan. “Terimakasih Fikri kau telah mengajarkanku menjadi lebih baik dari sebelumnya. Walaupun nilaiku tak setinggi nilaimu, tetapi sudah tuntas merupakan hal yang luar biasa bagiku,” ucap Firda dalam hati. 

Rabu, 06 November 2013

Bertemu dan Berakhir di Tanggal 18

**A** Sinar pagi membangunkanku dari tidur, tak terasa hari sudah pagi. Sebenarnya aku masih malas untuk bangun, tetapi hari ini kan hari pertama ku sekolah di SMA dan hari pertama MOS ku. Aku harus bergegas bangun untuk mandi agar tidak terlambat, karena kalau terlambat aku bisa di hukum oleh kakak kelas yang galak-galak itu. “Lia, cepat bangun!! Sudah siang nak.” Teriak ibu membangunkanku. “Iya bu, Lia sudah bangun kok,” jawabku. Selesai mandi aku pun segera berpakaian rapi dan pergi sekolah. Setelah sampai di sekolah aku melihat teman SMP ku dan langsung berlari padanya. Kami langsung berkumpul di lapangan basket untuk upacara bendera hari senin. Pada saat upacara aku melihat seorang kakak kelas yang tidak mengikuti upacara. “Sedang apa ya kakak itu,” pikirku. Dia memegang sebuah kamera dan asyik memotret pelaksanaan upacara bendera. “Mungkin itu memang tugasnya,” pikirku kembali. Upacara bedera telah selesai dilaksanakan, kami pun segera memasuki kelas masing-masing untuk mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) baru. Tak lama kami duduk, kakak kelas yang tadi ku lihat waktu upacara itu ada masuk ke dalam kelas kami, entah apa yang dilakukannya. “Hm, wajahnya sih lumayan, tapi sayangnya ia terlalu kurus untuk ukuran anak SMA,” pikirku dalam hati. “Pa, menurutmu bagaimana kakak yang itu?” aku bertanya pada temanku. “Lumayan sih” temanku menjawab. *** “Jam 3 sore kita berkumpul di sekolah lagi.” Perintah kakak pembina kelas ku. “Iya kak,” kami sekelas menjawab. Waktu sore hari semua kakak OSIS berkumpul untuk memperkenalkan diri. Kami pun segera mencatat namanya satu-persatu. Sekarang, giliran kakak yang itu untuk memperkenalkan dirinya, namany ternyata Maulana dan dipanggil Lana. “Nama yang indah, seindah orangya,” ucapku. Ternyata Epa mendengar ucapanku. “Haa, Lia. Kamu naksir ya sama kak Lana?” tanya Epa padaku. “Ah, nggak ah, apa-apaan kamu.” Bantahku. Keesokan harinya kami diperintahkan untuk membuat surat cinta. Sebenarmya malas mau mengikuti perintah itu, karena aku tidak tahu sama sekali mengenai surat cinta, tetapi karena terpaksa aku jadi menulis surat untuk kak Lana, jika tidak mengirim surat itu aku akan dihukum. Apapun reaksi kak Lana, yang penting aku tidak dihukum, tetapi apalah arti surat yang ku kirim, ternyata yang mengirim surat untuk kak Lana banyak juga. *** Beberapa hari setelah MOS aku asih saja terpikir tentang kak Lana, yang ada dipikiranku sekarang kelas mana kakak itu. Setelah berhari-hari ku cari informasi tentangnya ternyata ia kelas XI IPS 1. Ya kelas XI IPS 1 tidak jauh dari kelasku, jadi aku bisa melihatnya setiap hari. “Kok aku kepikiran itu ya? Apa benar kata Epa aku naksir sama kak Lana? Entahlah, biarkan waktu yang menjawabnya.” Pikirku dalam hati. **B** Panas terik matahari terasa sampai ke tenggorokkan, apalagi ini bulan Ramadhan. Malas untuk sekolah, tapi puasa seperti ini tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak sekolah. Kalau tidak sekolah pun aku tidak bisa bertemu kak Lana. Eh kak Lana lagi, ngomong-ngomong kak Lana, sore ini kan kelas kami mendapat giliran bukber di sekolah. Otomatis waktu bukber nanti ada kak Lana, dia kan OSIS. Jam 3 sore harus sudah di sekolah, kan masih panas. Tapi demi kak Lana jam berapapun aku ikuti, kok kak Lana lagi ya? Nampaknya aku benar-benar naksir kak Lana nih. Aduuuuuuh. Sampai di sekolah ternyata dugaanku benar, kak Lana sudah ada di dalam Surau sekolah kami, ia mengenakan kemeja hitam. Rapi sih, tapi dia mengenakan kemeja tersebut membuatnya bertambah kurus. “Kok kamu kurus banget sih kak.” Ucapku dalam hati. “Epa, kamu lihat deh ada kak Lana tu, tampan ya. Hahaha,” aku mengganggu Epa yang sedang berdiri memasuki Surau. “Tuh kan, kak Lana lagi, kamu naksir kan sama kak Lana, pake bilang tampan lagi, gak ada tampan-tampannya tuh, kurus amet.” Jawab Epa. “Ah kamu, kok gitu sih. Aku kan emang naksir sama kak Lana. Hehehe,” jawabku. “Udah lah Li, nanti aja ngomongin kak Lananya, sekarag kita sholat dulu aja.” Ajak Epa. Kata Epa kak Lana tu tidak tampan, tapi menurutku kak Lana tu tampan banget, ya iyalah kan aku naksir kak Lana. Tidak mungkin kan aku naksir sama cowok yang menurutu tidak tampan. Selesai bukber aku singgah ke mini market di depan sekolah, waktu mau meyebrang jalan aku melihat kak Lana keluar dari mini market tersebut, dan di melihat ke arahku. Senang sekali rasanya. **C** Beberapa bulan sekolah di SMA itu aku merasakan asyik sekali, selain ketemu dengan kak Lana, aku menemui sahabat baru Yani, Septi, dan Wulan. Sekarang aku lebih sering bersama mereka bertiga, kemana-mana selalu bersama mereka. Si Yani orangnya agak tomboy, tapi kalau maslah cowok kami bertiga kalah dengan diaa, karena dia sangat pengalaman untuk masalah cowok. Sedangkan si Septi dan Wulan orangnnya feminim, bedanya si Septi orangya gak bisa rapi sehingga di namai orang gembel, ya karena rambutnya kayak gembel sih, gak pakai rapi. Sedangkan Wulan, orangnya lebih pendiam, dan rapi. Udah selesai deh cerita tentang ketiga sahabat baruku itu, kembali ke kak Lana aja. Kemarin cowok sepupuku yang juga teman kak Lana aku titipkan salam untuk kak Lana, karena aku tau kak Lana tidak punya pacar. Ternyata respon kak Lana tidak mengecewakanlah, dia titip salam juga lewat Yani. Mau tau gak hatiku gimana saat kak Lana titip salam, bahagianya itu kayak nembus langit ketujuh lho. Sampai di seklah keesokan harinya Yani menggodaku karena ada salam dari kak Lana buat aku. “Cie, yang baru dapat salam.” Olok Yani. “Ap sih kamu, malu tau,” jawabku. “Tapi kan seneng, apalagi kak Lana mau cari yang mana yang namanya Lia,” canda Yani. “Haaa?? Ap?? Dia mencariku, aduuuuh au di taro dimana mukaku, maluuuu.” Jawabku. “Ah tenang aja lagi, aku kan bercanda, tapi kalo benar pun gak papa lah, PD aja.” Perintah Yani. “Iya deh, hehehe” jawabku. Ternyata benar dugaanku, dia mencariku dan pergi ke kelasku, tapi sayangnya aku tidak sekolah pada waktu itu. Tuhan memang memberikanku kesempatan untuk tidak bertemu dengannya, karena jika aku bertemu dengannya betapa malunya aku. **D** Pada hari kamis kelas XA tepatnya kelasku sedang belajar Seni Budaya, salah satu temanku pingsan karena kecapekan. Pada waktu dia pingsan di teras WC ternyata ada kak Lana di situ, dan yang lebih mengejutkan dia membantu kami mengangkat temanku yang pingsan. “Apa perlu bantuan?” dia bertanya. “Peerlu, bantu kami dong bang.” Jawab kami serempak. Betapa senang hatiku saat dia membantu temanku yang pingsan. Setelah dipikir-pikir kak Lana baik juga ya. *** Tak lama setelah kejadian itu, kak Lana berulang tahun lho. Tepatnya 11 Desember, mungkin pada waktu itu dia berulang tahun ke 11. Pada saat itu aku tidak mengucapkan langsung, tetapi hanya melewati media jejaring sosial. Karena aku tau mungkin aku hanya orang yang tidak dikenal baginya. “HBD ya kak.” Kata-kata itulah yang kuberikan padaya. Tapi sayangnya dia tidak ada merespon, apakan dia memang tidak peduli, atau karena meman ia tidak mengenalku. Entahlah, hanya dia yang tau semua. **E** Hari ulangan umum sudah selesai dan seperti biasanya, saat-saat class meeting lah yang di tunggu-tunggu setiap siswa. Class meeting adalah salah satu ajang menunjukkan kemampuan antar kelas. Selain itu, mungkin karena class meeting itu setiap siswa tidak belajar dan hanya pergi begitu saja ke sekolah. Seperti biasa, pada saat class meeting aku lebih sering melihat kak Lana. Hehehe. “Li, kamu tidak mau nontn voli, kelas kita tanding lho.” Ajak salah satu temanku. “Malas ah, kayak gak ada kerjaan lain aja.” Jawabku. “Ada kak Lana lho, dia kan ikut voli juga.” Bujuk temanku lagi. “Haa?? Ada kak Lana, mau dong. Kapan tandingnya?? Sekarang ya, ayo nontok yoook.” Jawabku. “Huuuu kamu, giliran ada kak Lana maunya malahan langsung mau pergi segala. Dasaaar.” Jawab temanku sambil mengolok ku. “Ah kamu kayak gak tau Lia aja.” Sambung temanku yang lain. Pertandingan pun di mulai, giliran kelas kak Lana yang tanding, dengan cermatnya aku memperhatikan kak Lana main. Pada saat pulang sekolah, giliran lomba futsal yang diadakan oleh anggota OSIS. Sebenarnya aku malas mau nonton, tapi karena sepupuku yang mengajak ku menonton, aku jadi mengikuti ajakannya. “Hmm, gak seru ah pertandingannya, aku kan gak suka bola.” Gumamku pada sepupuku. “Eh eh, lihat deh itu sapa!!” perintah sepupuku, sambil menunjuk ke arah luar. “Haaaa?? Itukan kak Lana, sedang apa ya dia, apakan dia juga mengikuti pertandingan futsal. Semoga saja, jadi kedatanganku kesini tidak sia-sia.” Ucapku dalam hati. “Ada apa ya dia kesini??” aku bertanya pada sepupuku. “Mana tau, ikut lomba kali. Kamu sih kalo dah ada kak Lana pasti semangat tu nontonnya.” Jawab sepupuku. “Hahaha, ya iya dong. Secara kak Lana gituuu......” Ternyata benar, kak Lana memang mengikuti lomba futsal. Banyak sekali perlombaan yang diikuti anak itu ya. Hebatnya kelas dia selalu memenangkan babak, dari perlombaan voli sampe futsal. Tambah kagum aja aku. Setelah beberapa hari class meeting tiba saatnya pengambilan hasil belajar siswa selama setengah tahun. Tak terasa ya aku sudah sekolah di SMA selama setengah tahun. Yang terpikir di benakku sekarang adalah bagaimana ya hasil rapot ku, dan yang paling terpenting kemana ya kak Lana liburan kali ini. Itulah sedikit cerita tentang dia yang ku cintai yang sampai pada batas waktu kami melakukan perkelahian dikarenakan orang yang kak Lana cintai cemburu terhadapku yang hanya bisa mengagumi kak Lana, setelah kejadian itu aku berjanji akan move on darinya. :')

Selasa, 05 November 2013

BERBAJU PUTIH, BERCELANA HITAM, DAN BERTAS BIRU :)

      Hai kau yang ku kagumi bahkan bisa dibilang kucintai.....
      Hari ini kita bertemu disuatu acara, acara keagamaan. Pertemuan yang mungkin disengaja atau tidak, ya karena aku pergi ke sana untuk mengikuti ajakan teman dekat ku yang hobinya modus. Aku pergi ke sana menggunakan baju muslim putih, celana panjang hitam, dan tas berwarna biru yang kumiliki. Setelah menjemput temanku, kami pun pergi ke acara itu walaupun hari sedikit hujan.


      Sampai di sana, kami mencari orang yang kami kenal jika ada sambil berteduh di bawah pohon, karena kami malu pergi ke tenda-tenda yang ada. Setelah hujan sedikit reda kami berlari menuju tenda sambil melihat-lihat sekitar kami. Beruntung pada saat itu masih banyak kursi yang kosong. Pada saat itu aku melihatmu menggunakan baju koko berwarna putih, dan seperti biasa menggunakan kacamata mu. Ketika kami ingin duduk di dekat teman mu rupanya kau pun pindah ke dekat teman mu. Akhirnya teman dekat ku duduk di samping mu dan aku duduk di sebelahnya lagi. Ketika menoleh ke arahmu aku melihat mu menggunakan celana hitam dan menggunakan tas biru juga, sama sepertiku. Aku memperhatikan setiap tingkah mu, bahkan pada saat kau makan aku juga memperhatian mu. Tapi aneh nya setiap kita berada di jarak yang dekat, kita jaraaang sekali berbicara, entah mengapa aku pun heran. Mungkin karena ada rasa malu, mungkin. 


      Acara pun selesai dan kita pulang bersama, tidak bersama sih. Kau dengan teman mu, dan aku dengan teman ku. Ada rasa menyesal sih karena tidak banyak pembicaraan yang kita bicarakan, tapi bagiku hari ini aku senaaaaang sekali berada di dekatmu. :')